TIRTA AMANDA YOGYAKARTA

Tirta amanda Yogyakarta Production :

Minggu, 10 Februari 2013

Bagi anda perenang pemula yang ingin belajar Teknik Renang Gaya Kupu Kupu atau tata cara berenang gaya kupu kupu (Butterfly Stroke) bisa langsung simak artikel ini. Teknik Renang Gaya Kupu Kupu merupakan salah satu gaya yang paling sulit untuk di lakukan menurut banyak perenang maupun para instruktur renang.


Teknik Renang Gaya Kupu Kupu tentunya sangat berbeda dengan Teknik Renang Gaya Bebas yang telah kami publis pada beberapa hari yang lalu. Oke shobat kami tidak mau banyak embel embel langsung saja berikut ini adalah Teknik Renang Gaya Kupu Kupu untuk anda para pencinta Oleh Raga Renang.

1) Gerakan kaki yang dipakai adalah dolphin kick (gerakan kaki lumba-lumba). Kedua kaki dirapatkan dan mengayun bersama-sama. Ingat, lutut jangan ditekuk (maksudnya: jangan ditekuk terlalu banyak) karena jika ditekuk akan membuat badan bagian bawah kita tenggelam.

2) Gerakan tangan kita dibawah air adalah tarik (pull) dan langsung dilanjutkan dengan dorong (push). Kedua gerakan ini hendaknya membentuk lekuk lubang kunci. Gerakan tarik membentuk setengah lingkaran (keluar lalu kedalam), dan langsung dilanjutkan dengan gerakan dorong sampai pinggang atau pangkal paha kita. Tujuan dari membentuk lekuk lubang kunci adalah untuk memperbesar gaya dorong ke depan, karena air yang kita kayuh akan selalu volume air yang baru (yang masih diam).

Gerakan dorong harus dilakukan dengan sangat cepat (accelerated), dengan arah lurus ke belakang. Sesudah itu tidak usah ada hentian, namun langsung berlanjut ke gerakan recovery (yakni gerakan tangan diatas air). Ini yang akan membuat tubuh bagian atas kita terangkat keatas. Jika tangan kita berhenti pada akhir gerakan dorong, maka tubuh bagian atas kita akan keburu tenggelam, sehingga kita akan sulit dan berat dalam melakukan gerakan recovery. Jadi, gerakan dorong dan gerakan recovery adalah satu kesatuan. Tidak usah ada hentian diantara keduanya.

3) Gerakan tangan kita diatas air disebut sebagai recovery. Lakukanlah recovery dengan mengeluarkan energi sekecil mungkin, sehingga akan benar-benar menjadi recovery bagi kita. Sebab, sesudah itu tugas berat sudah menunggu kedua tangan kita: mengayuh di bawah air. Kebanyakan pemula, termasuk saya sekarang ini, sepertinya melakukan recovery dengan energi yang sangat besar. Padahal semestinya recovery bisa dilakukan dengan santai. Caranya, maksimalkan akselerasi pada akhir gerakan dorong tangan Anda, sehingga sisa momentumnya cukup untuk melakukan gerakan recovery.

Gerakan tangan saat recovery adalah jempol dibawah dan kelingking diatas. Telapak tangan menghadap ke arah luar, bukan menghadap ke arah bawah. Pertahankan ini sampai kedua tangan masuk kembali kedalam air. Jarak antar kedua tangan waktu masuk ke air adalah selebar bahu. Begitu kedua tangan masuk kedalam air, nikmatilah terbang melayang dengan langsung menggerakkan kedua tangan ke arah luar (fase awal dari gerakan membentuk lekuk lubang kunci).

4) Pinggul harus ikut bergerak naik dan turun. Sehingga gerakan lumba-lumba tidak hanya dilakukan oleh kaki, namun oleh seluruh badan. Tangan, tubuh bagian atas, pinggul, dan kaki: semuanya harus harmonis dan ritmis dalam melakukan gerakan bergelombang. Sesudah kedua tangan masuk kedalam air, angkat pinggul sampai menyembul ke permukaan air. Sesudah itu diikuti dengan tendangan kaki.

5) Ketika kedua tangan masuk ke dalam air, jangan sampai kepala dan tubuh bagian atas kita tenggelam ke bawah terlalu dalam. Caranya, tahanlah gaya jatuh yang terjadi dengan kedua tangan kita.

6) Terangkatnya tubuh bagian atas kita keatas air tidak usah terlalu tinggi, cukuplah sebatas dagu kita berada persis diatas permukaan air dimana ketika itu kita mengambil nafas. Sebab jika kita naik terlalu tinggi, kecepatan kita ke arah depan akan berkurang. Ingat, gaya kupu-kupu bukan gaya dada.

7) Pada setiap siklus terdapat dua kali tendangan. Tendangan pertama dilakukan pada saat kedua tangan masuk kedalam air. Tendangan kedua, yang dilakukan dengan lebih kuat, dilakukan di tengah-tengah gerakan kayuhan tangan. Tendangan kedua inilah yang akan mempermudah kedua tangan kita dalam melakukan recovery. Jika kita dalam satu siklus hanya menendang satu kali, sudah pasti kita akan lebih sulit dalam melakukan gerakan tangan recovery.

8- Ketika didalam air, hadapkan wajah ke bawah. Dekatkan dagu ke dada Anda. Ini akan membantu tubuh Anda bisa streamline. Anda baru perlu menghadap ke depan ketika mengambil nafas.

9) Anda hanya punya sedikit waktu untuk menghirup udara. Yakni pada saat tubuh Anda naik lalu Anda mendongakkan kepala ke arah depan. Jangan melakukannya terlalu lama, karena bisa mengganggu kesempurnaan gerakan recovery. Anda tidak harus bernafas pada setiap siklus. Pada saat Anda tidak ingin bernafas, tetaplah menghadapkan wajah Anda ke arah bawah. Tidak usah mendongakkan kepala keatas permukaan air. Namun soal bernafas ini preferensi tiap orang. Terserah orangnya, mana yang sekiranya lebih nyaman buat dia. Michael Phelps contohnya, malah mengambil udara setiap siklus, dan dia tetap yang tercepat. Jadi, bagaimana Anda bernafas, sangat tergantung pada Anda sendiri.

Dari sembilan poin ini, yang ingin saya tegaskan lagi adalah penyebab sulitnya melakukan recovery.
Penyebab pertama, tendangan hanya dilakukan satu kali per siklus. Mestinya dilakukan dua kali per siklus, dengan tendangan yang lebih kuat pada saat tangan sedang mengayuh dibawah air.

Penyebab kedua, terdapat jeda atau hentian di akhir gerakan kayuhan tangan. Semestinya gerakan kayuhan menyatu dengan gerakan recovery. Bahkan, hendaknya akselerasi dimaksimalkan pada akhir gerakan kayuhan, biar sisa momentumnya bisa dipakai untuk gerakan recovery.

Penyebab ketiga, mengambil udara dilakukan terlalu lama.
Dan agar gaya kupu-kupu kita lebih cepat, usahakan tubuh kita selalu steamline. Artinya, amplitudo tubuh kita jangan terlalu jauh dari permukaan air. Dan untuk itu, perhatikan beberapa hal berikut.

Pertama, jangan naik terlalu tinggi ketika bernafas.
Kedua, sewaktu kedua tangan masuk kedalam air, tubuh bagian atas jangan tenggelam terlalu dalam. Tahanlah dengan kedua tangan.

Ketiga, tubuh bagian bawah jangan terlalu tenggelam. Caranya: jangan tekuk lutut ketika melakukan gerakan kaki, dan hadapkan wajah ke bawah (dagu mendekat ke dada) kecuali ketika mengambil nafas.

Akhirnya, untuk belajar renang gaya kupu-kupu, lakukan dulu perlahan-lahan. Fokuslah pada ketepatan tekniknya terlebih dahulu. Demikian juga pastikan ritme Anda sudah konsisten. Kalau itu sudah, silakan Anda perlahan-lahan menambah kecepatan, sesuai dengan bertambahnya kesempurnaan teknik dan juga ketahanan (stamina) Anda.


dari www.inginlihat.com

TEKNIK BERENANG GAYA CROWL


Teknik yang benar adalah hal terpenting ketika Anda berenang, bahkan juga ketika Anda melakukan cabang olahraga lainnya. Dalam renang, teknik yang salah akan membuat Anda kehilangan efisiensi, lambat, dan cepat capek. Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan teknik yang lebih sempurna untuk renang gaya bebas. Mengapa gaya bebas? Tentu saja karena gaya bebas masih merupakan gaya yang paling banyak dipakai karena ia cepat namun pada saat yang sama tidak menguras terlalu banyak tenaga. Berikut ini beberapa kunci penting untuk memperagakan renang gaya bebas secara lebih sempurna.
Body Streamline
Pertama dan yang paling utama, Anda harus senantiasa berada dalam posisi streamline selama berenang. Posisi streamline akan meminimalkan tahanan air. Ya, tubuh Anda harus streamline mulai dari ujung jari tangan Anda sampai ujung jari kaki Anda. Dan agar posisi streamline ini bisa tercapai setiap saat, maka yang harus Anda lakukan adalah:
1. Posisi kepala Anda harus streamline dengan badan. Telinga Anda harus segaris dengan badan Anda. Caranya, selama berenang, celupkan kepala kedalam air. Hadapkan wajah ke dasar kolam, dengan pandangan mata ke bawah, sedikit kedepan. Demikian pula sewaktu mengambil nafas, jangan mengangkat kepala. Cukup mulut Anda berada diatas permukaan air, dan satu telinga Anda tetap tercelup kedalam air. Jika kedua telinga keluar dari air, berarti salah.
2. Sewaktu ekstensi, lengan Anda harus berada dalam posisi horizontal kearah depan. Jangan sampai lengan Anda turun. Jadi, ketika satu lengan Anda melakukan catch, pull, dan recovery, lengan Anda yang lain tetap rata dengan permukaan air.
3. Jangan menekuk tungkai. Gerakan kaki Anda berasal dari paha, bukan hanya gerakan betis Anda. Yang juga penting adalah untuk mengunci punggung kaki Anda agar segaris dengan tungkai Anda (seperti yang biasa dilakukan oleh seorang penari balet atau seorang pesenam).
Body Rotation
Selama berenang gaya bebas, tubuh Anda harus bisa menyerupai balok kayu yang oleng ke kiri dan ke kanan, terhadap sumbu aksialnya. Dan keolengan tubuh ini tidak hanya terjadi pada dada Anda, tetapi semua bagian tubuh Anda. Mulai dari kepala, dada, perut, pinggang, dan tungkai. Sewaktu lengan kiri Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kanan, tubuh bagian kanan naik. Sebaliknya, sewaktu lengan kanan Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kiri, tubuh bagian kiri Anda naik. Ayunan tungkai Anda juga harus mengikuti keolengan ini. Untuk mudah melakukan hal ini, latihlah tungkai Anda untuk bisa melakukan ayunan kaki menyamping.
Dengan body rotation yang sempurna, Anda pun akan mudah dalam mengambil nafas. Anda tidak perlu menolehkan kepala untuk mengambil nafas. Anda cukup memanfaatkan keolengan tubuh Anda untuk mengambil nafas. Ingat, Anda tidak perlu mengeluarkan kepala Anda terlalu banyak keatas permukaan air. Keluarkan sedikit saja, sesedikit mungkin, yang penting sudah bisa untuk mengambil nafas.
Efisienkan Fase Ekstensi
Anda akan bisa menambah efisiensi gaya bebas Anda, atau dengan kata lain, menambah jarak per langkah, dengan cara meluncur (gliding) sewaktu fase ekstensi. Seusai pull, lengan Anda langsung melakukan recovery. Nikmati recovery, dan pada saat yang sama lengan ekstensi Anda lurus ke depan, rata dengan permukaan air, seolah-olah hendak meraih benda yang jauh yang ada di depan Anda. Saat inilah tubuh Anda meluncur dalam posisi badan sedikit oleng.
Efisienkan Kayuhan
Kayuhan adalah sumber utama propulsi (gaya dorong) Anda. Karena itu, mengefisienkan gerakan ini sangatlah penting. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Lengan pengayuh. Ada dua cara untuk menggerakkan lengan pengayuh, atau kombinasi diantara keduanya. Yang pertama adalah dengan gerakan S. Caranya pertama-tama gerakkan tangan kearah luar, lalu masuk ke arah perut, dan lalu keluar lagi ke sisi paha. Ini adalah cara yang lebih tradisional. Cara yang kedua adalah dengan gerakan high-elbow catch. Yaitu dengan menjaga lengan atas senantiasa tinggi, dan tidak turun (drop). Caranya adalah dengan menjaga agar lengan atas Anda senantiasa berjauhan dengan ketiak Anda. Cara kedua ini dipakai oleh Grant Hackett. Yang paling ideal barangkali adalah gabungan dari keduanya. Maksudnya, catch dilakukan dengan high-elbow, lalu pull dilakukan dengan menggerakkan lengan kearah perut, lalu keluar menuju sisi paha, sehingga membentuk huruf S. Adapun saya sendiri lebih suka kayuhan lurus high-elbow ala Grant Hackett.
2. Jari-jari tangan. Jangan sampai Anda membuka jari-jari tangan Anda, karena hal itu akan mengurangi gaya dorong yang timbul. Yang benar, rapatkanlah satu sama lain, ketika tangan Anda melakukan kayuhan dan ekstensi. Satu-satunya saat dimana Anda tidak harus melakukannya adalah ketika tangan Anda melakukan recovery.
3. Lakukan kayuhan mulai dari saat berakhirnya ekstensi sampai dengan tangan Anda melampaui sisi paha Anda. Jangan sekali-kali mengeluarkan tangan Anda sebelum tangan Anda menyentuh sisi paha Anda, meskipun Anda kelelahan.
High Elbow Recovery
Sebetulnya, tidak ada cara yang baku untuk melakukan recovery. Namun, cara yang paling tradisional dan yang paling disarankan adalah dengan metode high-elbow recovery. Maksudnya, selama gerakan recovery, sikut Anda adalah titik tertinggi dari lengan Anda. Dengan metode ini, Anda akan terhindar dari over-reach atau over-extension.
Gerakan Kaki
Sebetulnya gerakan kaki gaya bebas ada dua macam: gerakan kaki untuk tujuan sprint, dan gerakan kaki untuk distance-swimming. Untuk sprint, Anda akan menggerakkan kaki Anda dengan frekuensi yang lebih tinggi, untuk menambah gaya dorong Anda. Namun pada distance-swimming, gerakan kaki Anda pada dasarnya hanya berfungsi untuk menjaga agar bagian bawah tubuh Anda tetap mengapung rata dengan permukaan air (steramline). Untuk itu, Anda menggerakkan tungkai Anda dengan santai. Apapun jenis gerakan kakinya, ada satu hal yang harus Anda perhatikan: jangan menekuk lutut Anda, dan jangan mengayunkan tungkai Anda terlalu lebar. Anda sama sekali tidak perlu mengayunkan kaki Anda terlalu lebar karena hal itu sama sekali tidak bermanfaat, dan hanya akan buang-buang tenaga saja.

dari : http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/06/01/renang-gaya-bebas-teknik-yang-sempurna/

AJARKAN ANAK-ANAKMU BERENANG

“Ajarkan Anak-anakmu Berenang, Berkuda dan Memanah”

Oleh: Alfathri Adlin
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, kakak sulung seperjalanan mengajarkan saya tentang Al-Quran dan Hadits. Beliau menjelaskan bahwa baik Al-Quran mau pun hadits sama-sama memiliki makna lahir dan makna batin. Makna lahiriah Al-Quran itu akan tetap langgeng selamanya, sementara makna lahiriah hadits bisa gugur namun makna batinnya tidak. Untuk bisa menyentuh makna batin Al-Quran dan hadits, kita harus suci juga, karena tak bisa menyentuh yang suci selain yang suci juga. Hal itu diungkapkan langsung dalam QS Al-Waqi’ah:
77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
79. tidak menyentuhnya kecuali al-muthahharun.
Permasalahannya, dengan imajinasi, nalar, prasangka dan berbagai konstruksi yang sudah dimilikinya, pikiran manusia bisa saja membuat-buat tafsir atas Al-Quran dan hadits. (Hal ini akan semakin jelas terpahami kalau Anda belajar hermeneutika cukup mendalam.) Dan kalau dikatakan bahwa maksud yang disucikan dalam ayat itu adalah berwudhu, lantas bagaimana dengan kreativitas pikiran manusia yang tetap bisa menafsir-nafsir juga, sekali pun dikatakan bahwasanya diperlukan sekian puluh ilmu alat untuk menafsir, tapi bukankah itu pun bukan kesucian juga? Itu hanyalah membaca dan menafsir dengan berbagai tools produk kecendekiaan umat Islam?
Apalagi QS An-Najm pun menegaskan:
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Lihatlah, betapa luar biasanya Rasulullah Muhammad saw. Bahwasanya wahyu itu bertingkat-tingkat. Wahyu tertinggi adalah Al-Quran. Sekarang bayangkan bahwa pesan berupa suara dari orang yang berbicara kepada Anda masih bisa dimediasi oleh udara untuk sampai ke telinga Anda, atau pesan ke hape Anda masih bisa dimediasi oleh gelombang elektromagnetik yang merambat di udara. Nah, Al-Quran, adalah pesan dari Allah Ta’ala yang apabila disampaikan kepada qalb Muhammad dengan perantaraan alam semesta ini, maka tiada yang sanggup. Maka dibawalah pesan itu oleh yang kuat, yaitu Jibril as ke dalam qalb Muhammad. Namun, ada wahyu-wahyu lain yang tingkatannya di bawah Al-Quran (bahkan Al-Quran pun menyatakan bahwasanya lebah, bumi dan ibunya nabi Musa pun mendapatkan wahyu). Nah, dari lisan Rasulullah saw kita mengenal hadist qudsi (istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Ibn ‘Arabi), yaitu firman Allah yang tidak masuk dalam Al-Quran, dan kemudian hadits-hadits Rasulullah yang sebenarnya–merujuk pada ayat di atas–adalah wahyu juga namun dalam peringkat yang lebih rendah daripada Al-Quran. Jadi, bisakah Anda bayangkan keagungan Rasulullah Muhammad saw? Bahwa semua yang keluar dari lisannya adalah wahyu, dari mulai Al-Quran, hadits qudsi dan hadits-hadits? (Allahumma shali ala Muhammad…)
Menurut beberapa ulama (yaitu mereka yang khasya kepada Allah), al-muthaharun itu secara mudahnya adalah suci sesuci bayi. Saat manusia lahir, semuanya terlahir suci tanpa dosa. Saat bayi, indera manusia masih belum mampu bekerja secara maksimal, bahkan matanya pun perlu waktu sekian bulan untuk mulai menangkap suatu objek secara baik. Dalam kondisi seperti itu, bayi masih menggunakan indera jiwa. Karena itu, sering terlihat bayi tertawa-tawa melihat sesuatu padahal kalau kita coba gerakkan tangan kita secara cepat ke depan matanya, mata bayi itu tidak berkedip karena mata lahiriahnya belum bekerja secara baik untuk menangkap objek-objek lahiriah. Namun, semakin dewasa, manusia semakin sering membuat dosa, dan mata jiwa (yang sering disebut juga sebagai mata hati) itu perlahan-lahan mulai tertutup. Maka Al-Quran mengatakan bahwa yang buta bukanlah mata yang itu, tapi hati di dalam dada.
Setelah dewasa, karena yang kita percaya hanyalah indera lahiriah kita, maka kita pun berdalih ini itu hanya untuk membela kebutaan mata hati kita. Dalam salah satu hadis dinyatakan: “Jikalau tidaklah setan-setan itu mengelilingi qalb anak Adam, nicaya mereka dapat memandang ke alam malakut langit.” Saat ini, kita yang sudah dewasa sudah lupa bagaimana rasanya memiliki mata hati. Terakhir kali kita memilikinya adalah saat masih balita, namun lama kelamaan yang kita anggap nyata hanyalah indera lahiriah kita ini. Bahkan dengan dalil-dalil agama kita bisa membantah adanya indera semacam itu, menyebut bidah mereka yang sudah dewasa namun mampu melihat ke alam malakut, mungkin untuk memberi kenyamanan juga pada diri kita sendiri atas butanya mata hati kita oleh tumpukan dosa dan dosa.
Kalau kita mau melihat sejenak, betapa anak kecil itu begitu murni dan seringkali tidak pendendam. Mereka akan bertengkar dengan teman sebayanya, entah berebut mainan atau memaksakan kehendaknya. Namun setelah mereka bertengkar dan menangis, toh 15 menit kemudian mereka sudah bermain bersama lagi. Seperti tak ada dendam. Namun, semakin mereka dewasa, mereka semakin meniru kita, orang-orang dewasa, yang egois dan pendendam. Prototipe manusia yang suci itu pun perlahan-lahan hilang, dan indera jiwanya lambat laun mulai tak berfungsi lagi seiring dengan semakin menguatnya tabiat buruk bentukan lingkungannya dan akhirnya hingga dia mulai menanggung dosanya sendiri. dan jadilah anak kecil yang suci itu menjadi manusia dewasa yang buta dan lumpuh semua indera jiwanya, menjadi seperti kita yang dewasa ini. Kita menjadi manusia yang keras hati, bahkan dalam beragama pun kita menyukai kekerasan serta menuding-nuding orang lain sebagai salah jalan atau sesat, dan juga ingin benar sendiri.
Nah, itu semua adalah pengantar untuk pembahasan tentang hadits berikut. Bahwasanya Rasulullah Muhammad saw dan juga Umar bin Khaththab pernah menganjurkan agar kita mengajarkan 3 hal kepada anak kita, yaitu: Berenang, Berkuda dan Memanah. Makna hadits itu secara lahiriah memang sesuai dengan konteks zaman itu, namun untuk zaman ini, bisa jadi secara lahiriah makna hadits tersebut sudah gugur (terutama berkuda dan memanah), namun makna batinnya tidak.
Hikmah BERENANG adalah serupa dengan yang pernah saya tuliskan dalam sebuah status:  ”Dalam Al-Quran, laut itu melambangkan kehidupan dunia. Untuk melewatinya manusia harus membelah laut seperti Musa agar tak terbasahi, atau berjalan di atas laut seperti Isa, atau mengarunginya dengan bahtera. Hanya ikan mati yang akan menjadi seasin air laut. Jadilah seperti ikan hidup, yang merenangi lautan tanpa menjadi asin.” Nah, hikmah dari berenang itu adalah mendidik anak untuk dapat mengarungi kehidupan ini dengan selamat dan bukannya tenggelam.